Kamis, 30 Desember 2021

Akhirnya Berangkat ke Palu; Kapan Bisa ke Sini Lagi?

Pantai Tanjung Karang di Donggala


Tulisan saya lanjut di entri berbeda karena sumpah ngos-ngosan banget ngetiknya. Kasih jeda biar ga cape.

Minggu, 26 Desember 2021

Saya dan Suami bangun pagi tapi bukan yang pagi banget gitu, masih ngusel-ngusel di kasur.. dan papa mertua udah siapin sarapan. Guyyss ini hari pertamaku nginap di rumah Suami tapi kek malu-maluin ga sih bangun kesiangan? Sehabis makan dan mandi, kami serumah bersiap-siap untuk keluar. Pertama untuk nyekar di makam almarhumah mama mertua dan almarhum kakak Suami. Lokasinya di Biromaru. Akhirnya saya menginjakkan kaki ke tempat Suami tinggal dan dibesarkan sejak kelas 4 SD, sebelum akhirnya Suami kuliah dan merantau di Makassar sampai kami nikah.

Rabu, 29 Desember 2021

Akhirnya Berangkat ke Palu; Setelah Perjuangan Panjang





Semenjak kami menikah tahun 2020, saya dan suami belum pernah ke rumah suami di Palu. Ada saja halangan atau pertimbangan yang ujung-ujungnya menunda kunjungan kami ke sana.

I even burst into tears not because as a wife I have never been to my husband's house, but when I asked “masa sekalipun saya belum pernah menginjakkan kaki ke rumah suami” my husband's answer was like… “aku kan belum punya rumah yang”, sempat-sempatnya melucu astaga.

Entah berapa kali kami berencana dan gagal, nah finally di bulan ke 17 pernikahan, kami ada kesempatan untuk berkunjung ke kampung suami, Yeyy. sebenarnya penyebab utama rencana-rencana kemarin batal, karena baik saya maupun suami, tidak memiliki banyak waktu bebas dari pekerjaan, bahkan pada tanggal merah. Paling sih kami cuma punya dapat libur panjang saat lebaran dan tahun baru aja. Tak hanya ituuuu, lebih efisien apabila kami pulang pergi Makassar-Palu naik pesawat, dan itu *mahal*. Belum lagi antisipasi covid-19 seperti antigen.

Rabu, 17 November 2021

Solusi Mencuci Pakaian Kala Musim Hujan (Review Gentle Gen, Deterjen Cair dari Mayora)






Beberapa minggu yang lalu saya mendapatkan kiriman dari saudari saya, Ikha: 2 botol deterjen cair Gentle Gen. Kebetulan sekali deterjen cairku sudah habis. Untuk mencuci pakaian memang saya lebih memilih deterjen cair ketimbang deterjen bubuk.


Alasan Pertama, karena kulitku sensitif. Pada merek tertentu, tanganku merasa panas saat menyentuh langsung butirannya. Kalaupun tidak memberi efek panas, beberapa waktu setelah mencuci manual dengan tangan, tanganku akan sangat kering dan terkelupas. Tidak nyaman. Masih soal efeknya ke kulit, pakaian yang dicuci dengan deterjen bubuk ketika saya pakai bakalan memancing eksim di tubuh yang tertutupi pakaian. 


Kedua, deterjen bubuk cenderung membuat pakaian kusam dan meninggalkan banyak residu. Pernah suatu hari saya dan ikha memiliki baju hitam yang sama dan dibeli di toko yang sama. Cuma saya beli bajunya duluan 2 bulan daripada ikha. Trus pas kita pakai bersamaan bajunya, Ikha bingung kok baju dia warna hitamnya ga sepekat punya saya ya? Eh dia curiga dong bajunya ketukar hahaha. Jadi saya jelaskan, kalau saya mencuci dengan deterjen cair. Terbukti lebih menjaga warna pakaian dibanding deterjen bubuk.


Ketiga, baunya apek kalau tidak dijemur di bawah sinar matahari langsung. Tapi kalau kelamaan dijemur panas-panasan gitu malah bau matahari. dilematis

***


Saya tau banget Mayora selama ini tuh produsen makanan: Biskuit, Permen, Wafer, Coklat, Kopi, Makanan Sehat. Kalau produk lain saya kurang tau ya, tiba-tiba aja mereka jualan sabun cuci. Bahkan saya belum pernah liat iklannya di TV ataupun di Youtube, tau-tau udah ada di pasaran (wih padahal ga pernah nonton tv haha).


Rabu, 23 Juni 2021

Menyusun Buku Saku; Panduan Mendukung Korban Kekerasan Seksual




Di akhir tahun 2020 kemarin, seorang teman, Rara mengajak bekerja dalam produksi buku saku yang sedang digarap oleh Seruan Perempuan Anging Mammiri (SP Anging Mammiri), yang juga merupakan bagian dari LBH Makassar. Di mana teman-teman di Seruan Perempuan Anging Mammiri berupaya mengedukasi dan mengadvokasi, memberi bantuan hukum penyintas Kekerasan Seksual dan peran pendampingan penyintas dalam pemulihannya. Salah satunya melalui perilisan buku saku Panduan Mendukung Korban Kekerasan Seksual ini. Saya senang dihubungi oleh Rara, karena berapa lama sebelumnya saya sedang belajar mengenai topik spesifik kekerasan berbasis gender. Sebagai mahasiswi, saya bergaul dan mendapati banyak kekerasan yang sangking lumrahnya mungkin kita tidak ‘ngeh kalau itu merupakan bagian dari kekerasan. Cukup banyak lingkungan masyarakat, anak muda khususnya yang masih awam dengan bentuk-bentuk kekerasan seksual di sekitarnya.

Rabu, 26 Mei 2021

Merancang Tata Letak dan Ilustrasi Buku Esai Bangku Depan

 




Sudah sejak Januari yang lalu saya dihubungi seorang senior dari kampus, Bang Jul, untuk mengerjakan buku esai dari penerbitan indie, Liyan Pustaka, yang sedang beliau garap. Tapi baru benar-benar bisa saya selesaikan 3 bulan kemudian. Buku kumpulan esai ini selain anak pertama Liyan Pustaka, juga buku pertama si penulis, Askar Nur. Buku ini memuat esai yang sebagian telah dimuat media kampus, media lokal dan media nasional sepanjang masa produktif kak Askar.


But tbh, sudah agak lama rasanya sejak terakhir saya mengerjakan layouting. Itupun saya melayout halaman koran, yang tentu saja berbeda dengan melayout sebuah buku. Masih banyak bingungnya. Terlebih saya sedang tidak dalam kondisi fisik yang nyaman.

Beruntung, ‘client’ saya sangat terbuka dan tidak mengekang saya mengenai deadline. Tentu saja Bang Jul beberapa kali menghubungi saya untuk memantau progress. Saya sedikit sungkan jika dalam berapa waktu istirahat tidak ada kemajuan signifikan. Tapi selama itu saya akan terus memberi kabar, hehe karena saya tahu rasanya digantung tidak enak, lebih enak diajak makan ga sih. Lagian saya kan sudah dipercayakan, jadi saya harus percaya diri (pdhl minder bgt aww) :’)





Untuk tulisan-tulisan kak Askar, kebanyakan sudah saya baca semua. Saya cukup update dengan karya teman-teman di lingkungan kampus. Meski ada juga beberapa tulisan  ̶yang dari dulu, bagi saya tidak sesuai dengan nilai pemahaman yang kuiyakan, namun kupikir perbedaan pandangan itu tidak semata untuk diperdebatkan saja. Ia juga menjadi bahan refleksi dan kita bisa belajar memancing pikiran kritis dari sana.


Kamis, 13 Mei 2021

Hari Lebaran 1442H/2021




Pagi tadi kami melaksanakan salat ied di Masjid Al Markaz Al Islami. Masjid lumayan penuh. Berbeda dengan lebaran tahun 2020 lalu yang cukup sepi bisa dibilang, prokesnya ketat dan masyarakat disarankan untuk salat ied di rumah bersama keluarga. Selesai salat ied, kami singgah ke rumah keluarga suami, di sini saya makan daging dan burasa’. Lalu ke rumah kakek, tidak lama, mungkin 45 menitan.


Sampai di rumah, saya dan suami cuma rebahan aja di kamar sambil ngobrol, tidak lama teman-teman suami datang. Baru pukul 11 siang, mungkin mereka masih kenyang abis makan sebelum ke sini, jadi saya memilih tidur siang. 


Tahu-tahunya saya terbangun sudah lewat pukul 2 siang dan dari kamar masih terdengar suara suami berbincang dengan teman-temannya.

Mau tidak mau saya mempersiapkan diri untuk menyuguhkan makanan, hiksss. Maaf responku miris, bukan apanya. Kami cuma punya ayam kari (pesan yang jadi di mama hehe) dari semalam, dan ketupat buras beli di pasar. Ketika saya panaskan di kukusan malah basah, lembek dan bentuknya tidak menggugah selera :( seperti yang barusan saya bilang, mau tidak mau banget lah saya menghidangkan ala kadarnya.

Soalnya ga nyangka hari ini bakalan ada tamu ke rumah kami.


Malamnya, teman-teman sekolahku juga datang. Saya ga perlu mikir keras dengan suguhan karenaaa tentu saja mereka bosan seharian makan ayam kari dan daging, maka mereka cuma minta dibuatkan Indomie. Gila sih Indomie ini. Selalu dicari tiap sore atau malam abis lebaran. Kalau gak Indomie, ya bakso Abang-Abang yang dicari.

Masuk maghrib saya dan suami kelaparan, baru ingat sisa ayam karinya lupa dimasukkan ke kulkas atau dipanaskan dulu… jadi sepanci itu basi semua. Istigfar banyak-banyak. Dosa banget menyia-nyiakan ayam kari. Hari jumat dan sabtu besok sudah ada jadwal mengunjungi rumah keluarga dan teman. Di hari minggunya giliran keluarga yang datang mengunjungi kami. Tapi soal masak sih sudah ada mama dan adek yang datang membantu.


Tepar abis beres-beres yang tidak seberapa, kami pun istirahat~ Sekian.



Selasa, 20 April 2021

Somethinc Ceramic Skin Savior Moisture Gel

 


Hai, hari ini saya akan berbagi ulasan mengenai local skincare yang lagi ngetrend banget nih,

Somethinc Ceramic Skin Savior Moisture Gel.

Sebenarnya kemarin maju mundur mau purchase ini, soalnya harganya pricey ;((

Belum ongkirnya yang lumayan~


Ini moisturizer Ceramic pertama yang saya coba. Salah satu manfaat Ceramic adalah memperkuat dan memperbaiki skin barrier. Ya, itulah pertimbanganku ingin mencoba produk ini. Kemarin kondisi kulitku memang sangat rentan, wajahku blushing bukan karena tersipu tapi redness parah! 




Full Ingredients:

Water, Glycerin, Dimethicone, Betaine, Butylene Glycol, Niacinamide, Pentylene Glycol, Hydrolyzed Sodium Hyaluronate, Carbomer, Polyacrylamide, Macadamia Integrifolia Seed Oil, C13-14 Isoparaffin, Caprylyl Glycol, Aminomethyl Propanol, Allantoin, Ethylhexylglycerin, Ceramide NP, Phytosphingosine, Avena Sativa (Oat) Kernel Extract, Laureth-7, Anthemis Nobilis Flower Extract, 1,2-Hexanediol, Hydrolyzed Algae Extract (Retired), Disodium EDTA, Polysorbate 20, Hydrolyzed Collagen, Caffeine, Magnesium Aspartate, Zinc Gluconate, Palmitoyl Tripeptide-1, Palmitoyl Tetrapeptide-7, Phenoxyethanol, Copper Gluconate, Tocopherol.


Highlight:

Free alcohol, free fragrance, dan essential oil.

Mengandung antioksidan: Avena Sativa (Oat) Kernel Extract, Caffeine, Tocopherol.

Kandungan yang melembapkan, menenangkan & menghaluskan kulit: Glycerin, Ceramide NP, Phytosphingosine, Allantoin, Avena Sativa (Oat) Kernel Extract, Anthemis Nobilis Flower Extract, Zinc Gluconate, Copper Gluconate, Betaine, Butylene Glycol, Niacinamide, Pentylene Glycol, Hydrolyzed Sodium Hyaluronate, Caprylyl Glycol, Hydrolyzed Collagen.



Ketika paket tiba, wih senang banget dong. Apalagi karena Ceramic Skin Savior ini punya packaging super gemas warna biru.




Packagingnya aman, ga bakal tumpah-tumpah, tapi bentuknya lumayan bulky jadi ambil banyak space di tas. Tapi moisturizer ini juga ada beberapa ukuran kok, mulai 5ml, 25ml, dan 50ml itu yang paling besar.


Cara ngambil isinya sangat higienis, tinggal dipump aja, keluar deh "seporsi" pelembab di bagian atas.




Teksturnya gel yang tidak begitu kental tapi ga light juga. Ada sedikitt wangi skincare yang masih aman, tidak mengganggu. Saya mencobanya pertama kali di malam hari, apply tipis-tipis karena ternyata agak butuh waktu nyerap sepenuhnya. Esok paginya, wajah terasa halus dan plumpy!

Saya memakainya cukup 1x pump aja, soalnya kalau 2x sudah berat banget di wajah, cenderung greasy kalau kebanyakan. Setelah 3 mingguan mencoba Ceramic Skin Savior, manfaat melembabkan dan menghidrasi kulit sudah pasti ada. Redness mereda. Hanya saja, efek soothing yang kubutuhkan tidak kurasakan. Selain itu, produk ini juga cocok di rangkaian night routine, tapi tidak cocok saat saya apply juga di morning routine, malah bikin wajahku kusam. Saya salah mengira jika dipakai banyak pun tak masalah, soalnya skin type-ku very dry. Tapi memang cocoknya dipakai secukupnya aja (seperti kata Hindia).


Ada efek instan glowingnya juga



Selain ingredient utama Ceramic yang bisa mencegah wrinkles juga mengandung Glycerin, Niacinamide untuk mencerahkan, Oat dan Caffeine untuk mencegah penuaan. Serta Hydrolyzed Marine Collagen memperkuat hidrasi kulit.


So far, kualitasnya oke. Tapi untuk repurchase sepertinya ga dulu, saya mau cari moisturizer yang lebih ringan dan soothing.




Sabtu, 10 April 2021

Herborist Lulur Bali Chocolate

 


Hai, hari ini saya mau mengulas satu bodycare lokal, Herborist Lulur Tradisional Chocolate 100gr. Kalian pasti sudah tidak asing dengan lulur Herborist, ya gak sih. Harganya murah dan dijual di mana-mana.


Sebenarnya sejak remaja, saya senang dengan kegiatan mandi. Terutama saat SMP. Sampai saya ditegur orang rumah karena kalau sudah di dalam kamar mandi pasti lama. Iyalah lama, pakai sabun aja bisa diulang sampai 3x. Itulah kenapa saat SMP, meskipun ikut Pramuka dan jalan kaki pulang pergi sekolah kulit saya tetap bersih dan cerah. Ditambah saya juga rajin memakai bodylotion.


Tapi begitu bertambah usia, terutama saat di bangku kuliah. Tidak bisa tuh saya berlama-lama mandi bahkan untuk memperhatikan bodycare. Kok gituu?! Seharusnya kesadaran akan pentingnya merawat kulit tubuh meningkat seiring bertambah dewasa. Termasuk juga minat dalam berpakaian (dalam hal kepatutan dan kerapian ya, bukan dalam artian mewah dan fancy).


Jumat, 02 April 2021

Review 1 Bulan Pemakaian: Avoskin Ultimate Hyaluron Marine Collagen 5% + Hyacross 2% + Galactomyces Toner (100ml)







Tidak banyak toner yang bisa saya pilih. Karena kulit wajah saya—memang bukan tipe berjerawat dan berminyak, tapi justru kering yang kering banget dan sensitif. Sehingga saya bingung setiap kali ingin memilih toner untuk dipakai. Dan ketemulah dengan produk toner Avoskin yang satu ini: Avoskin Your Skin Bae Ultimate Hyaluron Marine Collagen 5%  + Hyacross 2% + Galactomyces Toner.


Minggu, 10 Januari 2021

Kencan Bioskop Pertama dengan Suami

 



Terakhir saya menonton film sekitar awal Maret 2020, dan karena isu lockdown sudah beredar di ibukota Jakarta, saat itu saya berpikir bahwa hanya menghitung hari saja hingga kasus corona muncul di Makassar. Betul saja, tidak menunggu lama sudah ada pengumuman libur untuk semua situs di makassar termasuk kantor dan sekolah juga.


Tentu saja di masa awal pandemi siapa sih yang mau ngeluh ga bisa ke bioskop lagi. Semuanya bisa diatasi dengan Netflix, Iflix, dan lain-lain. Musibah pandemi bakalan mengubah banyak pola hidup kita.


Terhitung 11 bulan saya tidak pernah nonton ke bioskop, akhirnya saya ke sana lagi ditemani suami untuk pertama kalinya. Itupun sebenarnya karena suami yang tertarik nonton filmnya Demon Slayer: Kimetsu No Yaiba: Mugen Train. Tbh, saya belum tahu anime tersebut, jadi kalau langsung nonton filmnya bakalan susah ngerti. Tapi karena terlanjur sudah pesan tiket demi kencan sama suami saya gas lah marathon animenya 2 hari sebelum pergi nonton, panduan dari suami karena filmnya adalah season 2 dari animenya. Tentu saya tidak bisa 100% menyimak, maka banyak kali saya forward di scene yang panjang. Oh ya, tidak perlu worry sobat, sebab saya bersemedi sambil ‘dibimbing’ suami, biar tetap berada di jalur yang benar. Sungguh 2 hari yang sibuk.


Untuk pemesanan tiket, hanya berlaku online. Saya pesan tiketnya di aplikasi CGV. Di lokasi pun belum bisa order makanan, hehe, gabisa jajan popcorn gaes. Takpelah yang penting nonton sama suami yey.


Filmnya sedih sekali hiks, sorry no spoiler, serius endingnya sad huhuhu. Yang sad-nya lagi, saat di pertengahan menuju di klimaks film, saya sempat tertidur (hehe) entah berapa lama mungkin karena abis begadang malamnya maraton anime atau karena saya lapar, nyaris kehilangan momen epic.