Kamis, 31 Oktober 2019

Officially Illustrator





Entah ada angin apa.

Beberapa hari yang lalu ada DM masuk, dari seorang teman.


Sebuah kabar bahagia. Finally. Terima kasih Tuhan. Setelah sebulan dikeluarkan dari kampus, ada tawaran pekerjaan meski tidak sejalan dengan ijazah Sarjana Humanioraku. Menjadi ilustrator.

Selasa, 29 Oktober 2019

Senjakala Kota Nelayan




Oleh: Ekha Nuh
Sabtu kemarin akhirnya saya dan seorang teman berkesempatan lagi berkunjung ke Pantai Marbo di Tallo, Kota Makassar. Kali ini kami ikut nobar film Silent Blues of The Ocean atau “Senandung Sunyi Samudra” yang diadakan Ruang Abstrak Literasi. Pemutaran film ini menghadirkan 3 pembicara, Ibu Saenab sebagai perwakilan nelayan perempuan, Pak Amir yang juga nelayan setempat dan Rifal Najering, sejarawan maritim. Kami berdua sudah tiba di Pantai Marbo sore, sekitar 3 jam sebelum nobar mulai dan masih sempat melihat gelora senja di balik pondasi timbunan beberapa meter tepat di depan. Tenang, berlumpur, berminyak, sampah terapung, dan tak ada riak air. Pemandangan laut yang biasa ditemui di semua pantai proyek reklamasi.

Senin, 07 Oktober 2019

Festival Film Jerman di Makassar

 

dok. pribadi


Festival film yang diadakan Goethe-Institut Indonesien, German Cinema, kembali dihelat tahun ini mulai tanggal 1-6 Oktober 2019. Untuk tahun ini, dalam rangka peringatan 30 Jahre Mauerfall atau 30 tahun runtuhnya Tembok Berlin, akan diputarkan beberapa film berlatar belakang kehidupan di Jerman Timur dan Barat pada Perang Dingin akan diputar, antara lain "Balloon" (2018) karya Michael “Bully” Herbig, ada juga "Gundermann" (2018) karya sutradara Andreas Dresen.


Karena selasa sampai jumat saya ada kerjaan, baru lah saya berencana berangkat hari sabtu. Tapi sayang hari sabtu kemarin saya telat kayaknya ga bakal keburu tiketnya. Jadilah saya hanya bisa datang di hari terakhir event bareng teman kuliah saya, namanya Ajir. Film terakhir dan satu-satunya yang saya nonton di Festival Film Jerman 2019 adalah Balloon (2018), film yang berkisah perihal usaha dua keluarga melarikan diri di tengah tekanan dan pengawasan negara dari Jerman Timur ke Jerman Barat, menggunakan balon terbang yang dirancang sendiri secara diam-diam.