Rabu, 26 Mei 2021

Merancang Tata Letak dan Ilustrasi Buku Esai Bangku Depan

 




Sudah sejak Januari yang lalu saya dihubungi seorang senior dari kampus, Bang Jul, untuk mengerjakan buku esai dari penerbitan indie, Liyan Pustaka, yang sedang beliau garap. Tapi baru benar-benar bisa saya selesaikan 3 bulan kemudian. Buku kumpulan esai ini selain anak pertama Liyan Pustaka, juga buku pertama si penulis, Askar Nur. Buku ini memuat esai yang sebagian telah dimuat media kampus, media lokal dan media nasional sepanjang masa produktif kak Askar.


But tbh, sudah agak lama rasanya sejak terakhir saya mengerjakan layouting. Itupun saya melayout halaman koran, yang tentu saja berbeda dengan melayout sebuah buku. Masih banyak bingungnya. Terlebih saya sedang tidak dalam kondisi fisik yang nyaman.

Beruntung, ‘client’ saya sangat terbuka dan tidak mengekang saya mengenai deadline. Tentu saja Bang Jul beberapa kali menghubungi saya untuk memantau progress. Saya sedikit sungkan jika dalam berapa waktu istirahat tidak ada kemajuan signifikan. Tapi selama itu saya akan terus memberi kabar, hehe karena saya tahu rasanya digantung tidak enak, lebih enak diajak makan ga sih. Lagian saya kan sudah dipercayakan, jadi saya harus percaya diri (pdhl minder bgt aww) :’)





Untuk tulisan-tulisan kak Askar, kebanyakan sudah saya baca semua. Saya cukup update dengan karya teman-teman di lingkungan kampus. Meski ada juga beberapa tulisan  ̶yang dari dulu, bagi saya tidak sesuai dengan nilai pemahaman yang kuiyakan, namun kupikir perbedaan pandangan itu tidak semata untuk diperdebatkan saja. Ia juga menjadi bahan refleksi dan kita bisa belajar memancing pikiran kritis dari sana.


Kamis, 13 Mei 2021

Hari Lebaran 1442H/2021




Pagi tadi kami melaksanakan salat ied di Masjid Al Markaz Al Islami. Masjid lumayan penuh. Berbeda dengan lebaran tahun 2020 lalu yang cukup sepi bisa dibilang, prokesnya ketat dan masyarakat disarankan untuk salat ied di rumah bersama keluarga. Selesai salat ied, kami singgah ke rumah keluarga suami, di sini saya makan daging dan burasa’. Lalu ke rumah kakek, tidak lama, mungkin 45 menitan.


Sampai di rumah, saya dan suami cuma rebahan aja di kamar sambil ngobrol, tidak lama teman-teman suami datang. Baru pukul 11 siang, mungkin mereka masih kenyang abis makan sebelum ke sini, jadi saya memilih tidur siang. 


Tahu-tahunya saya terbangun sudah lewat pukul 2 siang dan dari kamar masih terdengar suara suami berbincang dengan teman-temannya.

Mau tidak mau saya mempersiapkan diri untuk menyuguhkan makanan, hiksss. Maaf responku miris, bukan apanya. Kami cuma punya ayam kari (pesan yang jadi di mama hehe) dari semalam, dan ketupat buras beli di pasar. Ketika saya panaskan di kukusan malah basah, lembek dan bentuknya tidak menggugah selera :( seperti yang barusan saya bilang, mau tidak mau banget lah saya menghidangkan ala kadarnya.

Soalnya ga nyangka hari ini bakalan ada tamu ke rumah kami.


Malamnya, teman-teman sekolahku juga datang. Saya ga perlu mikir keras dengan suguhan karenaaa tentu saja mereka bosan seharian makan ayam kari dan daging, maka mereka cuma minta dibuatkan Indomie. Gila sih Indomie ini. Selalu dicari tiap sore atau malam abis lebaran. Kalau gak Indomie, ya bakso Abang-Abang yang dicari.

Masuk maghrib saya dan suami kelaparan, baru ingat sisa ayam karinya lupa dimasukkan ke kulkas atau dipanaskan dulu… jadi sepanci itu basi semua. Istigfar banyak-banyak. Dosa banget menyia-nyiakan ayam kari. Hari jumat dan sabtu besok sudah ada jadwal mengunjungi rumah keluarga dan teman. Di hari minggunya giliran keluarga yang datang mengunjungi kami. Tapi soal masak sih sudah ada mama dan adek yang datang membantu.


Tepar abis beres-beres yang tidak seberapa, kami pun istirahat~ Sekian.