Rabu, 26 Mei 2021

Merancang Tata Letak dan Ilustrasi Buku Esai Bangku Depan

 




Sudah sejak Januari yang lalu saya dihubungi seorang senior dari kampus, Bang Jul, untuk mengerjakan buku esai dari penerbitan indie, Liyan Pustaka, yang sedang beliau garap. Tapi baru benar-benar bisa saya selesaikan 3 bulan kemudian. Buku kumpulan esai ini selain anak pertama Liyan Pustaka, juga buku pertama si penulis, Askar Nur. Buku ini memuat esai yang sebagian telah dimuat media kampus, media lokal dan media nasional sepanjang masa produktif kak Askar.


But tbh, sudah agak lama rasanya sejak terakhir saya mengerjakan layouting. Itupun saya melayout halaman koran, yang tentu saja berbeda dengan melayout sebuah buku. Masih banyak bingungnya. Terlebih saya sedang tidak dalam kondisi fisik yang nyaman.

Beruntung, ‘client’ saya sangat terbuka dan tidak mengekang saya mengenai deadline. Tentu saja Bang Jul beberapa kali menghubungi saya untuk memantau progress. Saya sedikit sungkan jika dalam berapa waktu istirahat tidak ada kemajuan signifikan. Tapi selama itu saya akan terus memberi kabar, hehe karena saya tahu rasanya digantung tidak enak, lebih enak diajak makan ga sih. Lagian saya kan sudah dipercayakan, jadi saya harus percaya diri (pdhl minder bgt aww) :’)





Untuk tulisan-tulisan kak Askar, kebanyakan sudah saya baca semua. Saya cukup update dengan karya teman-teman di lingkungan kampus. Meski ada juga beberapa tulisan  ̶yang dari dulu, bagi saya tidak sesuai dengan nilai pemahaman yang kuiyakan, namun kupikir perbedaan pandangan itu tidak semata untuk diperdebatkan saja. Ia juga menjadi bahan refleksi dan kita bisa belajar memancing pikiran kritis dari sana.


Dari proses kerja itu, saya melihat buku Bangku Kosong sebagai perjalanan spirit dan karakter dari seorang Askar Nur. Bahwa kita tidak hanya sedang melihat pikiran dan keresahan seseorang yang menulis itu, tapi juga pengalaman melihat diri sendiri dan menyadari keberadaan diri.


Ohya, selain melayout, saya juga membuat ilustrasi sampul dan ilustrasi isi dari buku ini. Saya melayout menggunakan perangkat Adobe InDesign dan membuat ilustrasi dengan Adobe Photoshop. Kenapa ga pakai Adobe Illustrator? Simply saya ga fasih pakai AI.


Selamat atas kelahiran karyanya Bang Jul dan kak Askar. Saya pun turut mendapat pengalaman mengerjakan satu buku. Apakah susah? Lumayan ferguso. Mungkin belum sebagus itu, tapi kita semua sudah melakukan yang terbaik. Hai, kalau kita bertemu buat saya senang dengan bilang buku ini cantik!