Kata Gitasav —dari salah satu videonya yang sudah kutonton berwaktu-waktu yang lalu— kembali terngiang di kepala. Hari ini aku burn out parah dengan aktivitas rumah. Bayangkan, an endless domestic core all day long. Sebuah dosa bagi orang yang berpikir bahwa tinggal di rumah artinya ga ngapa-ngapain. Karena tolak ukurnya uang. Kalau ga menghasilkan uang dianggap ga produktif.
Multitasking itu mitos!
Dulu saat mendengarnya, ah masa ga bisa. Sekali dayung dua-tiga pulau terlampaui. Sekali lempar, dua-tiga mangga jatuh. Malah seharusnya kita push it to the limit, ya, bro. Misalnya dulu aku sempat tuh PDKT sama ayang sambil kerja deadline. Ga bisa bales chat tiap menit? ya telponan dong, “sleep call begadang bareng, yuk!” Hasilnya bikin ayang ngajak nikah saking serunya kejar-kejaran deadline sambil ditemenin. Nggak. Yang serius dikit misalnya. Aku masak sambil kasih sensory play anak, nyuci baju sambil baca buku, ngetik ini sambil ngelonin anak (di rumah sakit #sad).
Semenjak menjadi seorang istri, kemudian naik level jadi working mom dan teranyar jadi SHM (stay at home mom) alias IRT, mengerjakan banyak hal adalah makanan sehari-hari. Pekerjaan tuh ada aja, jadi kalo mau beres.. ya harus NYAMBI! Mungkin kalau ada asisten atau nanny mungkin aku masih gitu. Karena udah kena genset eh mindset.
Bisa diam ga?
Diingat-ingat dari jaman bujang pun aku sering di kondisi panik, menahan tangis, jantung berdegup kencang karena begitu banyak hal yang harus dilakukan sementara waktu terbatas, tangan cuma dua, dan daya pikir otak pun terbatas.
Efisiensi waktu kadang menjadi momok bagiku. Semakin tinggi pressure, semakin dituntut untuk efisien mengerjakan semuanya sehingga waktu cukup mengerjakan semuanya.
Ternyata, saat menjadi IRT pun itu bisa lebih parah lagi. Karena punya sederet goal shifting di hari tersebut, namun role activation kadang tidak berjalan baik. Ada banyak faktor lah, terutama bayi menginjak usia MPASI. Ada juga fase wonder week di mana bayi menjadi cranky, clingy, dan ga bisa ditinggal. Sehingga role ibu harus fleksibel tapi harus tetap efisien.
Kalau tidak semua hal berjalan semestinya?
the list of work is waiting for you to be checked..
That’s okay. Tidak apa-apa. Maafkan dirimu.
Ambil jeda, latih fokus dengan meditasi. Seperti melakukan metode bernafas atau salat.
Dalam Alquran disebutkan:
Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (QS. Al-Insyirah: 7)
Ayat di atas harusnya jadi reminder aku untuk tuma’ninah (bersabar) dan ta’annii (perlahan-lahan).
