Boleh dibilang tahun ini begitu lambat dan banyak hal terjadi. Tapi saya juga bisa mengatakan "tidak terasa sudah di penghujung tahun" sekaligus. Seperti disorientasi waktu saja. Kalau mengingat-ingat peristiwa yang terjadi tahun ini, saya tidak menyangka itu terjadi beberapa bulan yang lalu. Like you know, it feels like it happened in the very past. Saya menemukan diriku bergumul dengan waktu. Di sela-sela semuanya, hal-hal baru yang terjadi memberi pandangan dan persepsi baru, seolah itu rejuvenasi yang melahirkanku kembali.
Ya, saya memang terlahir kembali. Tepatnya bayi laki-laki menawan ini melahirkan sepasang Ibu dan Ayah. Kami.
Di awal tahun, kami secara resmi terikat hutang jangka panjang untuk sebuah rumah. Masih di waktu yang beriringan, Suami beberapa kali sakit bahkan sempat dirawat inap. Saya mesti naik turun mengurus suami dan administrasi rumah sakit, hamil 10 bulan dan tidur di lantai. Keliling rumah sakit tidak ada apa-apanya dibanding tidur di lantai. Pegalnya bukan main. Karena hamil besar, jadi susaaah banget buat geser apalagi ubah posisi. Sejak Januari hingga April, total 5x saya membuat janji temu dokter obgyn untuk mengecek perkembangan bayi. Saya dan Suami deg-degan menunggu ketika sudah lewat tanggal hari perkiraan lahir. Masih kuingat matahari terbenam saat Saya dan Suami menuju rumah sakit. Kami melewati 4x injeksi selama 23 jam 30 menit. Tapi semuanya terasa senang-senang saja. Bayi kecil keluar di bukaan ke sepuluh seperti bunga mekar seolah berittifaq mengurangi rasa sakit ibunya. Sayang bayi banyak-banyak ❤️
Hari kami jadi panjang begitu bayi tersayang hadir di dunia. Tiap jam si Ibu dan Ayah baru selalu siaga, abis ini apa lagi ya? Kami fasih memandikan bayi di hari ketiga, sepulang dari rumah sakit. Riwayat pencarian ibu di mesin telusur menjadi begitu random. Kami mencari tahu, warna feses, membersihkan telinga, pipi yang memerah karena eksim, leher yang iritasi karena dibasahi luberan susu dari mulut kecilnya. Merawat dan membesarkan bayi selalu memberi kejutan.
Bertiga di tahun kedua pernikahan, kini Ibu dan Ayah semakin terbiasa dengan kehadiran bayi. Kita bertiga tidur bersama, makan bersama, main bersama, saling mengenal kebiasaan seolah sudah bertemu dua puluh tahun yang lalu, tapi dinamis di saat yang bersamaan, sehingga beradaptasi adalah proses yang niscaya dilalui.
Senin, bayi udah bobo dan ibu berencana nonton drakor