Senin, 03 Juli 2017

Takut



Malam tadi aku berfikir tentang ketakutan. Kupikir,  setiap orang punya ketakutannya masing-masing. 

Malam, berlaku untuk sebagian orang, adalah waktu mereka akan merasakan ketakutan-ketakutannya. 
Adik sepupuku takut kala malam akan melihat yang "lucu-lucu".
Ibunya,  takut anaknya ketakutan.
Mendengar cerita tante dan sepupuku, adikku ikut-ikutan takut keluar malam sejak itu. 

Tapi takut tidak mengenal waktu dan tempat.
Teman SMP-ku dulu, sebut saja W pernah histeris sambil berjingkat di atas kursi karena.. seekor laba-laba kecil. Iya,  laba-laba kecil yang dulu kalian ambil trus sengaja disodok-sodok di pergelangan tangan, biar digigit dan berubah jadi mutan keren seperti Spiderman. Takut itu seperti perasaan suka, ya, kan? relatif.

Ada juga temanku yang takut makan ikan lagi setelah tersedak tulang ikan. Bukan cuma ikan, pokoknya makanan seafood ia tak mau sentuh.

Beda dengan ketakutan akan materi, ketakutan yang sesungguhnya adalah takut yang muncul dijemput oleh prasangka. Misal rasa takut karena kecintaannya pada dirinya. Jenis ketakutan itu akan mendorongnya melindungi diri. Perlindungan diri semisal pencitraan.
Ah, aku jadi teringat postinganku yang sebelumnya perihal pencitraan si fulana :(
Aku tidak suka dengan muka duanya. Lantas sadar aku juga tidak suka ideku untuk menulisnya dalam postingan sebelumnya.

Tadi kubilang setiap orang punya ketakutannya masing-masing, ya, kan? 
Akhirnya aku tahu takutku. 

Aku takut tumbuh dewasa menjadi wanita tua menyebalkan.