Rabu, 09 Maret 2016

Bocah Sinetron yang Kabur Dari Rumah


"Di rumah ini gak ada yang ngertiin aku. Papa juga lebih belain mama tiri, huh, lebih baik aku kabur aja dari rumah"
Dasar bocah sinetron.

Sudah banyak sinetron dengan cerita klasik dimana ada seorang anak yang tidak betah dirumah, entah itu karena aniaya batin maupun fisik, lebih suka dunia luar, kawin lari, hingga cuma karena manja, keinginannya tak dipenuhi orangtuanya.

Dulu waktu masih kecil, masih imut-imutnya, saya biasa melihat "konflik" khas sinetron yang episodenya puanjang benerr. Bukan karena suka.. Tapi terpaksa karena tak kuasa untuk mengalah dari nenek, mama, hingga tante. Meski sinetron jadul masih terbilang lebih "aman" daripada sinetron jaman sekarang, tetap saja ada berbagai hal "menggelitik" yang bisa kita temukan. Yang namanya drama, ya, drama!


Satu saat, saya pernah melihat adegan dimana seorang anak kabur dari rumah, saya pun jadi membayangkan (jangan sampai terjadi, Naudzubillah) bila saya yang jadi anak tersebut dan kabur dari rumah. Saya akan membawa 1 tas ransel (kabur yang direncanakan), membawa beberapa pakaian, biar nanti gak gembel-gembel amat, mukena, satu buku, gak usah bawa banyak soalnya sekalian bolos sekolah, dan persediaan makanan secukupnya. Bagaimana kalau kehabisan duit dan kelaparan? Nanti di jalan singgah di warung, bayarnya bolehlah diganti cuci piring, kalau sudah malam tinggal numpang di masjid, beres, gampang kan?
Gampang gundulmu!
Ada pengalaman lucu datang dari adek kelas saya di DKV, Murthada Fadli, yang ngaku kalau waktu kecil pernah punya rencana minggat dari rumah! Alamak!

Saat itu Fadli yang masih polos merasa BT dan akhirnya berencana kabur. Dasar bocah korban sinetron! Haha. Tapi emang dasar si Fadli, setelah packing barang yang mau dibawanya dalam koper (nih anak asoy bener, mau minggat atau pelesir ria?) baru melangkah keluar dari kamar, ia tertangkap basah oleh Ayahnya,
"mau kemana? Mau kabur, ya?", tanya Ayahnya.
"Sebelum pergi, makan dulu sana".
Fadli yang memang dirancang untuk tidak bisa menolak segala bentuk makanan, setuju untuk makan dirumahnya sebelum pergi. Apakah kemudian rencana Fadli terlaksana? Tentu tidak. Haha. Kenapa harus kabur kalau dirumah lebih nyaman? Ada yang masakin pula. Makanya jangan buat keputusan di saat emosi menggebu-gebu. Fadli Fadli -_- 

By the way, Murthada Fadli ini, yang semester lalu sempat prakerin di kantor tempat saya bekerja, jago banget desain. Memanfaatkan kepolosan kemurahan hatinya, saya dibuatkan artwork lho!



Saat ini, cowok alay tersebut sedang menjalani masa Ujian Akhir-nya di SMK, goodluck ya lelaki korban sinetron!