Rabu, 29 Juli 2015

Spam di Penghujung Juli


Beberapa minggu yang lalu saya janjian hang out dengan seorang TEMAN dekat.
Harus bersyukur malam mingguan jalan bareng teman, jarang bisa, maklum putri kamar.
Jomblo tuh bisa bikin kita "sedikit" terhindar dari maksiat. Saya bilang sedikit karena jaman sekarang jomblo juga banyak yang nakal. wakwaw.
*btw sorry saya tidak termasuk
Meski hang out-nya bisa dibilang kurang menyenangkan. Karena ternyata cuma berdua doang, teman yang lain berhalangan datang, dan dua-duanya jomblo dan dikhawatirkan keduanya rebutan pengen curhat. Duh sedih ingatnya.
Jadilah kami ke Es Putar Papabon, sampai disana sekitar setengah 10 malam dikarenakan macet (jarang ada macet di makassar utara kecuali ada sesuatu terjadi. Konser Maroon V di tengah jalan misalnya) dan kita berdua sama-sama gak tau jalan. Teman saya sih masih bisa dimaafkan karena belum pernah kesitu. Nah saya? Bisa dibilang sebulan sekali absen disitu belum juga hafal jalannya. Maklum selalunya nebeng. Plus saya navigator yang kurang baik.
Kami pun memesan es putar pilihan masing-masing. My favorites are nutella, vanilla, oreo.
Tapi ada satu fakta tidak penting tentang saya. Kalau kebanyakan makan yang manis-manis kadang jadi sedikit teler. Contohnya, makan seporsi utuh terang bulan andalan yang coklatnya sampai meluber kemana-mana, keterlaluan banget itu mah. Haha mungkin pencernaan saya sudah eneg makan yang manis-manis tapi hati ini tetap tak kuasa. Tapi hal seperti ini jarang terjadi. Cuma di saat saya sedang banyak fikiran dan sedang dalam mood yang ganas untuk makan. Haha *evil laugh

Tapi nggak semua makanan saya makan coy, tenang, saya masih menyisakan beberapa makanan meski saya sendiri golongan omnive.

Sampai sekarang masih menjadi sebuah misteri kenapa ekha gak bisa dan gak berani makan gado-gado, pecel, dan buah kelor. Pantai please.
Mama saya bilang saya anak yang sangat sangat bisa berkompromi dengan semua makanan sehat seperti sayur dan seafood. Jadi gak cocok banget kalau saya di cap gak suka makan sayur karena nyatanya sayur mayur di gado-gado saya suka semua.

Dan tidak benar juga kalau bilang ekha tidak suka sambal kacang. Wakwaw. Karena nyatanya saya bisa makan sambal kacang apalagi sama siomay aduh jadi ngiler eike. Saat itu ekha kelas 3 SD sedang menemani emak ke pasar, usia dimana sangat menyenangkan menemani mama ke pasar karena pulangnya pasti di traktir hahay. Karena mama cukup lelah abis keliling pasar membeli keperluan rumah tangga, jadi beliau memutuskan untuk membeli beberapa bungkus gado-gado. Saya saat itu lebih terbiasa makan menu rumahan.

Saat sampai dirumah pun saya cuma membantu mempersiapkan alat makan dan meski lapar saya kurang tertarik untuk makan gado-gado, sebaliknya saudara saya yang lain sangat bersemangat. Setelah beberapa kali dipanggil akhirnya saya ikut juga makan. Tapi berhenti setelah beberapa suap. Saya akhirnya melanjutkan main padahal jarang-jarang saya meninggalkan makanan. Dari dulu selalu dibiasakan menghabiskan makanan.

"Nasinya jangan disisain, nanti nasinya nangis. Kasian pak petani bikin berasnya lama".

Saat sudah di bangku kelas 5 SD, saya dan adik-adik saya ditinggal orang tua yang sedang pergi sepanjang siang karena suatu urusan. Tapi ada tetangga saya yang membantu memasak di rumah. Pas saya ikut nimbrung di dapur, ternyata beliau sedang membuat pecel dengan sambal pecel kemasan.
Hmm mungkin setelah berapa lama saya akan tahan untuk makan pecel (gado-gado dan pecel bagiku tidak berbeda jauh)

Dan alamak, saya akhirnya menyimpulkan saya tidak akan bisa makan gado-gado dan pecel setelah saya muntah-muntah dan demam selama beberapa hari setelah mencicipi pecel tersebut. Karena demam dan lesu serta daya tahan tubuh saya menurun, saya akhirnya terserang DBD dan di opname selama 10 hari. Well, bukan pecel yang menyebabkan saya DBD -_- tapi setelah mual dan demam beberapa hari daya tahan tubuh saya menurun dan rentan terserang penyakit.

Setelah memasuki bangku kuliah saya masih mencoba untuk memakan gado-gado dan pecel karena saya rasa makanan ini cukup sehat. Apa yang perlu saya hindari?
Tapi untuk berubah membutuhkan proses :D Saya jadi ingat seseorang. Seseorang yang saat itu sering kepo kenapa saya tidak suka makanan tersebut. Tapi ujung-ujungnya saya akan balik menyerang karena dia sendiri menghindari satu buah, duren. Haha
Pernah suatu hari kami bersama rombongan saat itu pergi ke beberapa perusahaan untuk mencari sponsor acara. Dan rutenya itu melewati pusat kios duren. Saya sendiri cukup ngiler, aroma duren tercium sepanjang jalan tersebut. Tiba-tiba diujung jalan motornya menyepi, ternyata dia mual. Saya hanya tertawa. Kasian juga sih, saya mengerti rasanya. Tapi saya tetap tertawa sampai rombongan kami balik ke sekolah.

Saat itu bulan Desember, salah satu bulan yang selalu bikin saya tenang. Bukan hanya karena akhir semester dan liburan sekolah. Tapi.. musim hujan di bulan Desember. Dan entah kenapa, I always have memories in that month.
Ah sebenarnya saya tidak terlalu suka membahas masa lalu, but my head, oh my. It feels like moments start to play, and i can't hold myself. Duh jadi melankolis begini eike.
Bulan desember 2013 mungkin menjadi salah satu yang paling menyenangkan. Dimana masih memakai seragam putih abu-abu dengan imutnya. Saya baru saja menyelesaikan Prakerin di ABIM selama 6 bulan. Ah betapa rindunya dengan sekolah, terutama studio DKV. Apalagi di tahun akhir sekolah. Rasanya gak akan bisa melepas putih abu-abu. Tapi gak mungkin juga jadi siswi abadi.
Setelah prakerin pastinya siswa kelas 3 disibukkan dengan pembuatan laporan dan persiapan ujian nasional dan ujian lain-lain. Ditambah lagi jurusan DKV akan mengadakan pameran dan PDKT (itu nama program pendiksaran).

Masa-masa tersebut sangat.. sangat saya nikmati sampai saya lulus.
Ingat betapa pusing di kelas, ngebut kerja tugas yang Masyaallah, bantu persiapan pameran, laporan prakerin yang terbengkalai selama 2 minggu, hujan-hujanan, naksir brondong, acara makan-makan di sana-sini. Desember.

Tidak terasa sekarang sudah di pertengahan 2015. Alhamdulillah, banyak banyakin bersyukur, bahkan untuk kejadian yang tidak menyenangkan. Tanpa kegagalan, bagaimana kita mengerti nikmatnya keberhasilan? *haha bissyaaa

Setengah tahun, bertemu dan berpisah dengan banyak orang. Termasuk dia. Dia yang pernah mengganggu saya ujian kompetensi di sekolah dan malamnya masih mengganggu lewat telfon. Dia yang pernah saya masakin indomie goreng, tapi masaknya harus kering katanya. Dia yang isi tasnya amburadul dan tulisannya aduhai. Tapi sekarang waktunya untuk dia masuk ke dunia yang lebih "dewasa". Bagiku dia tetap adik andalan, yang selalu berusaha bersikap dewasa. Dan saya? Tetap childish dan oneng di depannya. Beberapa minggu yang lalu dia mengirim VN, minta di rate katanya. Dan saya oh-in aja. Pas dengar, saya sampai pangling, setelah lebih setahun yang lalu, saya bahkan tidak tau dia bisa main gitar. So far, cukup banyak perubahan.

Dan saya tidak mengerti kenapa pembahasannya jadi lari kesini.
Haha terserah dong saya mau nulis apa.
The last but not least, goodluck ya di sisa bulan 2015 selanjutnya!
Agustus,
September,
Oktober,
November,
Desember.