Selasa, 10 Desember 2013

ISJ First Impression

Aku sampai di depan dua daun pintu yang terbuka lebar.
Memandang orang-orang yang tidak terlalu kukenal tapi wajah mereka cukup familiar bagiku.
"Ekhaaa!" aku menoleh mencari sumber suara.

Seorang siswi sedang melambaikan tangannya kepadaku dari deretan bangku paling belakang.
Aku segera menghampirinya.
"Kita duduk bareng, ya", Dia menjawabnya dengan anggukan sumringah.

Hari ini adalah hari pertama kenaikan kelas VIII.
Dan setiap angkatan kelas itu ada sistem "Rolling Class".
Aku senang bisa masuk ke kelas VIII 1, tapi tidak untuk duduk di bangku deretan belakang.
Tapi tidak masalah.
Kalau tidak terlambat, mungkin aku tidak bisa dipertemukan satu bangku dengannya.

Namanya Andi Rizky Ramdhani. Gadis 13 tahun -sekitar 7 bulan lebih tua dewasa dariku, dengan rambut ikal khasnya yang selalu dikuncir kuda.
Jam pertama yang harusnya di isi dengan arahan dari sang Wali kelas baru, tidak terlaksana karena guru Bahasa Indonesia yang menjadi 'ibu' kami belum juga datang.
Baiklah kami pun mulai memasuki jam pelajaran pertama dikelas kedua di SMP,
Matematika.

"Ki, punya pulpen dua, gak?"
(Kebiasaan diriku sejak dulu tak pernah berubah : Lupa membawa pulpen)
"Hm, tidak, cuma satu nih. Coba kamu tanya yang di depan",
Hadeuh, aku kan belum kenal siapa-siapa, masa langsung pinjem-pinjem -_-

"Hey, permisi", aku mencolek gadis yang bersurai sebahu dengan lagi-lagi dikincir kuda.
Dia akhirnya berbalik. Dengan wajah datar, tapi yang mula-mula aku tangkap adalah poni pagar dan pipi tembemnya walau dia sebenarnya sekurus diriku.
"Apa?"
"Nama kamu siapa?", sempat-sempatin kenalan dulu, biar enak.
"Indah"
"Indah Nur Insani?", aku menebak nama panjangnya. Soalnya aku pernah melihat posternya saat masih duduk di kelas VII.
"Panggil saja Iin", dia mengingatkan.
"Hm.. hm.. kamu bawa pulpen lebih nggak? Aku lupa bawa pulpen", kataku ragu.
"Punya. Tunggu, ya."
Dia pun menyodorkan pulpen seribu umat, SnowmanV3 Gel Ink.
"Makasih, aku pinjam pulpennya, ya" (Kalau dibaca kalimat ini kok kedengaran.. ah sudahlah)
Dia membalasnya dengan senyuman.

Senyuman yang kujadikan penanda kesan pertama kami.