Jumat, 27 Maret 2020

Corona dan Yuzuru Hanyu

Dokumentasi pribadi. Hari pertama bioskop CGV close karena pandemi.



Siapa yang sangka sebuah virus bisa meliburkan seluruh sekolah dan kantor selama 2 minggu. 2 minggu yang bisa berlanjut hingga berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Saya takut membayangkan nasib manusia —bukan bumi tentu saja, nasib bumi baik-baik saja sampai hari kiamat tiba.


Tapi libur tidak berlaku untuk semua orang.

Banyak yang masih harus bekerja, meski penuh khawatir, untuk bekerja mencari nafkah di luar sana. 


Kalau kamu diliburkan oleh kantormu dan masih diberi gaji. Kamu 'sangat beruntung'. Kalau kamu masih bisa kerja dari rumah, tidak kehilangan pekerjaan, tentu kamu juga 'beruntung'.

Banyak karyawan, termasuk seseorang yang kukenal dipaksa untuk ‘resign’ dari pekerjaannya. Ini akal modus perusahaan agar tidak perlu memberi pesangon ketika karyawan yang meminta keluar, perusahaan tidak mau menanggung karyawannya selama lockdown.



Tapi kamu tahu, virus tidak hanya menyerang manusia secara biologis namun juga menyerang mental. Ya tapi ada segelintir orang yang aslinya setan malah menjadi-jadi. Ya. Banyak manusia setan di Indonesia. Menimbun peralatan medis. Menimbun masker medis, vitamin, handsanitizer. Menjualnya kembali dengan harga selangit tak masuk akal. Sepack masker medis yang awalnya seharga Rp28,000 habis (atau disembunyikan dahulu) lalu kembali ke pasaran bak pahlawan dengan harga tidak kurang dari 300-400ribu.


Hanya dalam hitungan hari semenjak kabar corona menyebar di berbagai negara. Saban hari sebelum corona 'masuk' Indonesia, saya ke JNE hendak mengirim buku ke luar kota. Kebetulan ada lelaki paruh baya yang sedang mengirim berkardus-kardus masker tujuan Jakarta. "Banyaknya kita' kirim masker medis pak", tanya admin JNEnya. "Oh ini, pesanan saudara di Jakarta, lumayan di sini masih normal harganya, stok di apotek sini pun masih banyak." Di suatu tempat, orang-orang licik mulai mengesampingkan kemanusiaan menimbun masker demi uang. Padahal tenaga medis dan orang yang sedang sakit membutuhkannya.



speechless

 

Bahkan ada yang bisa membeli iPhone dan kendaraan baru karena menjual masker, ya Allah. Secara mental saya sedikit tertekan. Bagaimana tidak. Siapa yang tahu saya bakal bersentuhan dengan virus itu? Semua orang bisa saja menjadi carrier. Saya harus bekerja. Orang tua saya bekerja. Adik saya bekerja.


Saya merasa paranoid. Menyemprot tangan dengan handsanitizer, menyemprot tas, sepatu dengan disinfektan. Saya merasa semua bakteri berkumpul dan siap memakan saya kapan-kapan. Tiba-tiba tenggorokanku gatal. Batuk tidak berdahak. Tiap hari saya minum 1 sachet komix dan wedang uwuh. Tidak boleh batuk-batuk! 


Saya memang agak stres karena ancaman virus ini. Yang bisa menjadi pelarianku belakangan adalah menonton video ice skater Yuzuru Hanyu. Every single day, saya akan menonton semua perform dan pertandingan olahraga ice skating di mana Yuzuru Hanyu bertanding.


Random bgt emang.


BTW plisss corona cepatlah hilang dari muka bumi. Saya pengen nonton di CGV lagi!


photo credit: NYTimes