Jumat, 05 Juli 2019

Film Pendek Frankenstein: Lahir adalah Satu Cara; Cara Kedua adalah Kematian




Film pendek Frankenstein diadaptasi dari novel karangan Mary Shelley saat usianya 18 tahun di Jenewa 1818. Proses lahirnya novel Frankenstein spontan namun bisa saja terinspirasi dari eksperimen serupa pada masa itu.

 

Cerita Frankenstein sendiri sudah dibuat dalam berbagai media dan versi. Ada komik dan film.  Salah satunya Victor Frankenstein (2015) yang diperankan Daniel Radcliffe dan James McAvoy. Film layar lebar ini tidak bisa lah saya bandingkan dengan film versi AG34.  

Kan mustahil James McAvoy saya banding-bandingkan dengan Ryan Athaillah.



Dr. Victor Frankenstein adalah nama si dokter ambisius itu sendiri meski nama Frankenstein juga sudah terlanjur melekat pada si monster buatan. Obsesi menghidupkan orang yang sudah meninggal, sebuah usaha melampaui takdir, menampik rasa sedih kehilangan, dan obsesi akan ilmu pengetahuan.

Tim AG34 memanfaatkan sekali ide cerita melalui narasinya. Karakter yang muncul di cerita asli Frankenstein karya Mary Shelley: adik dokter selaku asisten laboratorium (diperankan Wahyu Ramadhan), dan istri dokter (diperankan Rabiatul Adawiyah) dimunculkan alami, ga ada redundansi. Serta karakter yang saya duga adalah kembangan tim produksi AG34: Bong si pengamen (diperankan Heriadi). Bong adalah representasi dunia luar dan liar, yang merujuk pada buku asli, adalah esensi yang mengajarkan Frankenstein akan dunia kehidupan keduanya. Social class is a nature to live in.


Detil cerita bisa kalian baca sendiri di novel aslinya. Untuk nonton film pendek ini, gatau mereka mau upload ke youtube atau tidak, tapi tadi sudah minta file ke Awwab untuk nonton ulang dong.


***
Bangun pagi-pagi ke fakultas untuk nonton film pendek jurusan Sastra Inggris 016 kelas AG34 (sekarang semester 6) sebagai bagian dari makul Comparative Literature (kalo ga salah). Ga bawa ekspektasi apapun, tpi serius sih ini keren bgt. Sudah nonton banyak proyek film (baik itu skala tugas final) tapi pengerjaan 2 minggu untuk 20 menit ini, dieksekusi dgn baik bgt menurut saya. 
Castingnya bagus, ga ada pemain yang 'useless' atau salah tempat, selamat Bu sutradara Faldiah Ulfah Baharu.

Faldiah Ulfa Baharu


Secara teknik, ya standar tapi dibantu editingnya yang telaten banget pasti kerjaannya Ashril Awwab ga salah lagi nih.


Yadi dan Awwab






Untuk make up dan prop standar, ga perlu dikomen, ga ada masalah berarti, dan ga menyimpang. Selamat hai kalian tim artistik dan properti. Terakhir dan paling kuberi apresiasi adalah skenarionya. Saya ga terlibat samsek tapi kok saya yang overproud ya? Lol Saya baru tau ternyata Rian Hidayat (Halo Lala) bisa buat naskah. Ga sendiri lah. Dibantu sama Uchi dan Heriadi.

 

Selebihnya kerja tim AG34 secara keseluruhan. Lega banget pasti akhirnya kelar final salah satu makul.

 

 

That’s all, sorry banyak bicara. But me waiting for another event~